TEKANAN DARAH
Tekanan darah merupakan salah satu konsep yang wajib diketahui oleh perawat. Termasuk salah satu dari komponen tanda-tanda vital. Ada cara mudah dalam memahami tekanan darah. Tekanan darah adalah tekanan atau gaya lateral darah yang bekerja pada dinding pembuluh darah. Proses tekanan ini, sebetulnya dimulai pada saat darah keluar dari jantung, beredar ke seluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung. Karena pembuluh darah darah terbagi 2, yaitu arteri dan vena, maka tekanan darah juga dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu tekanan darah arteri dan tekanan darah vena.
Tekanan darah yang kita kenal sehari-hari adalah adalah tekanan darah arteri. Yang pengukurannya menggunakan alat yang disebut sphygmomanometer atau tensian, bahasa umumnya. Sedangkan tekanan darah vena diukur dengan menggunakan CVP (Central Venous Pressure) atau tekanan vena sentral.
Dalam mengukur tekanan darah arteri, kita mengukur bagaimana kondisi jantung dalam memompa darah. Ada dua hasil yang kita temui. Yaitu sistolik dan diastolik, seperti yang orang awam ketahui pada umumnya. Tekanan tertinggi terjadi selama ejeksi jantung dan disebut tekanan sistolik (Normalnya 120 mmHg), yaitu saat ventrikel kontraksi. Titik terendah dalam siklus ini disebut diastolik yaitu saat ventrikel relaksasi (Normalnya 80mmHg). Selisih tekana sistolik dan tekanan diastolik disebut Pulse Pressure (Tekanan Nadi) Dan akan terus berubah sesuai dengan pertambahan usia. Sedangkan tekanan darah vena, dengan mudah kita dapat dengan CVP. Nilai normalnya di sternum 0 – 5 cmH2O, Midaxilla line = 5 – 15 cmH2O
Kembali ke pengukuran tekanan darah arteri, karena didapatkan dua hasil (Sistolik dan diastolik), maka kita perlu mencari tekanan arteri yang sebenarnya. Tekanan darah arteri rata-rata bisa didapatkan dengan sebuah rumus yaitu :
MAP = (S + 2D)/3
MAP = Mean Arterial Pressure/tekanan arteri rata-rata
S = Tekanan darah sistolik
D = Tekanan darah diastolik
Definisi Fisiologi Tekanan Darah
Untuk memahami penyakit-penyakit yang berhubungan dengan nilai tekanan darah, seperti Hipertensi (tekanan darah tinggi) atau Hipotensi (tekanan darah rendah), atau lebih jauh lagi Shock (Penurunan tekanan darah yang ekstrim, sehingga darah tidak dapat sampai ke organ-organ vital tubuh, dan terjadi kegagalan fungsi), dibutuhkan konsep dasar yang lebih dari itu.
BP = CO x SVR
BP = Blood Pressure/tekanan darah
CO = Cardiac output/ Curah jantung (Jumlah darah yang keluar dari jantun dalam waktu 1 menit)
SVR = Systemic Vascular Resisten/ Tahanan pembuluh darah sistemik (resistensi dinding pembuluh
darah terhadap aliran darah.
CO = SV x P
SV = Stroke Volume/volume sekuncup (jumlah darah yang dipompakan keluar jantung 1x pompaan)
P = Pulse/Nadi dalam satu menit
Dengan kata lain, dapat diambil kesimpulan bahwa
BP = SV x P x SVR
Penjelasan :
Sudah jelas bahwa, tekanan darah itu sendiri merupakan perkalian dari 3 komponen yaitu Stroke volume, nadi dan tahanan dinding pembuluh darah. Sehingga dengan kata lain, dapat kita simpulkan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tekanan darah yaitu, jumlah darah yang keluar dari jantung (SV), Denyut jantung (P) serta keadaan dinding pembuluh darah (SVR).
Kita dapat mengambil analogi hitungan anak SD, yaitu 2 x 3 x 4 = 24. Apabila angka 2 diganti dengan 1 (diturunkan) tentu saja hasilnya akan turun menjadi 12, karena 1 x 3 x 4 = 12 he…....3x ^_^. Begitu juga dengan tekanan darah, kalau ada salah satu dari 3 unsur tersebut mengalami perubahan nilai, maka akan terjadi perubahan nilai juga pada tekanan darah.
Contoh kasus :
Pada orang dengan perdarahan hebat, jumlah darah yang ada dalam tubuh menjadi berkurang. Hal itu mengakibatkan darah yang masuk ke jantung menjadi sedikit, sehingga stroke volume jadi kecil/jadi sedikit. Karena terjadi penurunan stroke volume, akhirnya mengakibatkan tekanan darah menjadi turun. Kalau hal ini berlangsung ekstrim, terus-menerus dan tidak ditolong, seseorang dapat mengalami kematian, disebabkan kegagalan fungsi organ akibat tidak adanya suplai oksigen dan nutrisi untuk metabolisme yang dibawa oleh darah. Kondisi inilah yang disebut dengan shock hipovolemik.