Perawatku.......Idolaku
Dewasa ini, berkembang pemikiran dan pertanyaan mengenai apa yang disebut dengan kompetensi perawat. Apakah perawat harus sekolah tinggi-tinggi? Sejauh mana perawat harus memahami anatomi fisiologi? Gimana sih cara masang NGT yang bener? Apa sih bedanya antara kelelahan dan intoleransi aktifitas? dan masih banyak lagi. Kalau kita renungkan, sebagai sebuah profesi yang baru dan mulai berkembang. Banyak sekali perawat yang sesungguhnya belum jadi "Perawat".
Dalam dunia keperawatan, "Dan mungkin hanya ada di keperawatan" ada satu diagnosa/perumusan masalah yang sangat terkenal dan unik. Yaitu kurang pengetahuan atau bahasa inggrisnya knowledge deficiency. Hebat sekali perawat, dalam kesehariannya dapat membedakan pasien yang pengetahuannya cukup atau kurang. Bahkan lebih sakti lagi, berbicara tentang konsep "pengetahuan" ada satu diagnosa lagi yang unik yaitu "Kesiapan untuk menerima pengetahuan". Perbedaan dengan diagnosa yang pertama adalah. Klo yang pertama pengetahuannya kurang "dengan batasan tertentu khususnya" yang satu lagi udah cukup, tapi siap ditambah. yang satu masuk ke aktual, yang satu wellness. Wah ...palagi nih ^_^.
Tapi, klo kita kaji lebih dalam, sudah CUKUPKAH PENGETAHUAN KITA ????. Pertanyaan yang bagus. konsep refleksi diri yang harus ditanyakan, bukan hanya oleh mahasiswa, tapi oleh perawat yang sudah senior sekalipun. Apakah kapasitas kita sebagai perawat sudah cukup untuk maju dan menyandang gelar sebagai seorang perawat.
Ada sebuah pemikiran yang berkembang pada awal abad 21, dimana tren sekarang orang kembali ke yang dasar-dasar. -Bek to besik- kata tukul. Pelatihan kepemimpinan mulai berfokus kepada dasar di dalam diri. ESQ, Quantum Ikhlas, dsb. Yoga dan akupuntur mulai menjadi hal yang lazim. Internet yang dulu suliiiiit banget, sekarang ada dimanamana (klo punya modem tentunya) Banyak sekali perkembangan dalam dunia ini. Dan bagi perawat?????
Kembali ke awal mungkin satu pilihan yang baik. Baik bagi calon perawat, perawat muda serta perawat yang katanya "sudah profesional" sekalipun. Dengan semangat perubahan dan kerendahan hati mulai mempelajari anatomi, fisiologi dan berbagai cabang ilmu pendukung keperawatan dengan komprehensif. Belajar membuat Nursing care Plan yang benar......ya yang benar. NANDA NIC NOC mungkin. Melakukan tindakan keperawatan dengan rasional serta critical thinking. Evidence base tentunya. Mencari dan membaca jurnal keperawatan biar gaul. Dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan untuk memenuhi kompetensi.
Contohnya yang lebih umum mungkin belajar membuka dan membaca buku keperawatan. oh becanda ...masak harus belajar baca buku^_^. Sekilas mengada-ngada, tapi survei membuktikan, hampir semua perawat mengidap penyakit berbahaya yang disebut dengan The Book Alergic Syndrom. ...yah sudah masuk sindrom. Gabungan dari beberapa masalah. Dari masalah tidak punya buku, pusing menentukan buku, udah ada bukunya, bingung.....tebel banget. Sudah bisa baca sulit paham. Sudah paham gimana mengaplikasikannya ke pasien he....3x.....???? Apasih yang dimaksud dengan indeks. bagaimana menggunakan daftar pustaka.wah banyak sekali........ Penyakit berbahaya yang menimpa saya dulu he......alergi Guyton. Ih...serem dah tebel bahasa inggris lagi.
Mudah-mudahan dengan kembali ke dasar, kita bisa meningkatkan kualitas diri. dalam rangka melewati transformasi diri menjadi seorang profesional nurse (he.....3x bahasanya). Keep in touch. Mudah-mudahan apa yang tertulisdan tertuang selanjutya dapat membantu. Amin
Wass
Admin
0 komentar:
Posting Komentar