Tentang Situs Ini

Situs ini berisi pelajaran sederhana mengenai konsep keperawatan. Disarikan dari perpaduan teori dan praktek berdasarkan pengalaman penulis sendiri dan sesama rekan perawat sewaktu bekerja di Rumah Sakit dan bekerja sebagai Staff Pengajar di sebuah Sekolah Keperawatan. Tag line yang utama adalah PERAWAT TIDAK HANYA BERTEORI.....Mari bangga dan bersama memajukan perawat Indonesia.

Whats Up ^_^

Silahkan kunjungi secara berkala. Karena tiap hari akan ada update an.

Melakukan pemeriksan GCS dengan baik

Ketika sedang merawat pasien dengan penurunan kesadaran, pemeriksaan GCS merupakan satu hal yang wajib dikuasai oleh perawat dan dokter. Disebut GCS (Glasgow Coma Scale) karena pemeriksaan ini ditemukan berdasarkan penelitian oleh 2 orang profesor  ahli syaraf, Brian Jennet dan Graham Teasdale dari Universitas Glasgow. Biasanya pemeriksaan ini digunakan pada pasien yang cedera kepala/head injury.

Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata, bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 – 6 tergantung responnya.

Eye (respon membuka mata) :
(4) : spontan
(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)
(1) : tidak ada respon

Verbal (respon verbal) :
(5) : orientasi baik
(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu.
(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
(2) : suara tanpa arti (mengerang)
(1) : tidak ada respon

Motor (respon motorik) :
(6) : mengikuti perintah
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon

Hasil pemeriksaan kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M…

Yang paling penting, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian pada waktu kita melakukannya ke pasien, yaitu :
a. Pemeriksaannya dilakukan secara bersamaan
Pada prakteknya, tindakan mengobservasi EMV dapat dilakukan dalam satu waktu. Jadi tidak selalu harus satu persatu. cth : Eye dulu baru Motorik. Dan akan lebih efektif apabila kita melakukannya secara langsung. Seperti contoh pada kasus Severe HI. pada waktu kita memberikan rangsangan nyeri, kita dapat langsung memeriksa ketiga-tiganya (EMV). 

b. Teknik bertanya yang tepat
Pertanyaan harus jelas dan keras.(Khusus pasien Composmentis dan Somnolent). Jangan ragu untuk mengeluarkan suara keras dalam bertanya kepada pasien. Apalagi kalau pasien sudah terlihat tanda-tanda penurunan kesadaran.

c. Teknik memberikan rangsangan rangsangan nyeri yang tepat
Sesuai dengan judulnya, tujuan tindakan ini adalah memberikan rangsangan nyeri atau sakit. Ada beberapa teknik dalam memberikan rangsang nyeri yaitu :
- Menekan dengan keras Prosesus Xipoideus/ulu hati dengan ibu jari. Harus keras
- Menekan ujung kuku tangan dengan pulpen/atau dengan jepitan jari.
- Menekan bagian tulang kelopak mata (apa ya nama anatominya he......3x)
- Mencubit/memilin puting susu dengan keras.

Mengapa teknik cubitan (misalnya di lengan) tidak dipakai dalam memberi rangsang nyeri? 
Tidak ada literatur yang jelas membahas alasan perawat tidak menggunakan teknik cubitan. Tapi secara rasional mungkin...ya mungkin alasannya adalah pertama agar nyerinya tidak menetap seperti dicubit dan yang kedua tidak meninggalkan bekas atau jejas.

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh mahasiswa dan perawat pemula adalah mereka tidak memberikan rangsang nyeri tidak benar. sehingga respon yang keluar tidak sesuai. Dan ingat....jangan memberikan rangsangan nyeri dengan cara cubit-cubitan dengan pasien.

Read More......


Seluk Beluk NGT (Part 1)

Nasogastrictube atau yang sering disingkat NGT adalah sebuah alat berbentuk selang yang dimasukkan ke dalam hidung pasien dengan tujuan tertentu. Waktu kuliah, saya pernah iseng dengan teman minta dipasang NGT tapi percayalah kawan.....ternyata dipasang NGT itu tidak enak he...3x. Baru setelah saya menjadi perawat, ternyata memasang sebuah alat keperawatan kepada subjek hidup non pantom alias orang itu menyalahi kaidah keperawatan.^_^ 

Tujuan pemasangan adalah :
a. Pemberian nutrisi kepada pasien
b. Lavage/bilas lambung
c. Dekompresi lambung
d. Pengambilan spesimen lambung.

Di bawah ini beberapa "kejadian dan rasionalitas" yang harus diperhatikan perawat terutama perawat pemula dalam pemasangan NGT yaitu :

A. Persiapan Alat.
NGT sesuai ukuran (dewasa: 16 atau 18), sarung tangan bersih, Plester, Bengkok, Gel, Kassa secukupnya, Spuit 50 cc (inget yang ujungnya besar), Stetoskop serta perlak.

1. Inform Consent n Privasi
Selalu lakukan inform consent ke pasien untuk memberikan pengetahuan yang cukup , meminta persetujuan dan menghidari penolakan
2. Gel
Pemakaian pelumas sangat membantu dalam pemasangan NGT. Pelumas larut air sangat disarankan. Dan yang penting banyak. Lumasi ujung NGT 10-15 cm dengan Gel.  
3. Panjang Selang yang dimasukkan
Dahi atas/Ujung telinga - Hidung - PX

B. Pemasangan
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan 

1. Posisi tidur pasien
Di beberapa literatur dicontohkan bahwa pada waktu pemasangan NGT, pasien dalam keadaan posisi semifowler atau fowler. Untuk perawat yang sudah mahir, tentu saja pasien tidak masalah dengan posisi seperti apapun. Tapi justru bagi perawat pemula apalagi mahasiswa, posisi setengah duduk justru kurang disarankan. Karena pemasukan selang yang tidak "Gentle" akan mengakibatkan reflek gag/muntah pasien timbul. Mungkin posisi pasien tidur terlentang/supin lebih baik digunakan.

2. Mengapa kepala pasien harus hiperekstensi waktu pemasukan selang pertama
Tidak ada literatur yang "sahih" yang mengatakan pada waktu kita memasang NGT kepala pasien harus hiperekstensi. Hiperekstensi hanya "disarankan", ya... hanya disarankan. Intinya biar mudah saja he....3x. Entah kenapa para dosen perawat percaya dengan mitos ini. Dalam sebuah buku disebutkan bahwa maksud di dihiperekstensikannya kepala pasien adalah agar setelah melewati hidung, selang jatuh ke dasar dan meminimalisir reflek gag. Tapi alasan ini juga tidak "evidence base"
Jadi, bagaimana seharusnya. intinya singkat saja. posisi kepala bebas. asal nyaman.

3. Bagaimana posisi kepala pasien pada waktu pasien disuruh menelan
Lebih parahnya, banyak sekali perawat dan mahasiswa menyuruh pasien menelan (untuk pasien composmentis) dengan posisi kepala hiperekstensi. Kalau anda percaya hal itu, silahkan ekstensikan kepala anda lalu cobalah menelan he...3x. Pasti susah Jelas, posisi kepala pada waktu menelan ya biasa saja. Disarankan, letakkan bantal di bawah kepala untuk menambah kenyamanan pasien.

To be continued........

Read More......

Perawatku.......Idolaku

Dewasa ini, berkembang pemikiran dan pertanyaan mengenai apa yang disebut dengan kompetensi perawat. Apakah perawat harus sekolah tinggi-tinggi? Sejauh mana perawat harus memahami anatomi fisiologi? Gimana sih cara masang NGT yang bener? Apa sih bedanya antara kelelahan dan intoleransi aktifitas? dan masih banyak lagi. Kalau kita renungkan, sebagai sebuah profesi yang baru dan mulai berkembang. Banyak sekali perawat yang sesungguhnya belum jadi "Perawat".

Dalam dunia keperawatan, "Dan mungkin hanya ada di keperawatan" ada satu diagnosa/perumusan masalah yang sangat terkenal dan unik. Yaitu kurang pengetahuan atau bahasa inggrisnya knowledge deficiency. Hebat sekali perawat, dalam kesehariannya dapat membedakan pasien yang pengetahuannya cukup atau kurang. Bahkan lebih sakti lagi, berbicara tentang konsep "pengetahuan" ada satu diagnosa lagi yang unik yaitu "Kesiapan untuk menerima pengetahuan". Perbedaan dengan diagnosa yang pertama adalah. Klo yang pertama pengetahuannya kurang "dengan batasan tertentu khususnya" yang satu lagi udah cukup, tapi siap ditambah. yang satu masuk ke aktual, yang satu wellness. Wah ...palagi nih ^_^.

Tapi, klo kita kaji lebih dalam, sudah CUKUPKAH PENGETAHUAN KITA ????. Pertanyaan yang bagus. konsep refleksi diri yang harus ditanyakan, bukan hanya oleh mahasiswa, tapi oleh perawat yang sudah senior sekalipun. Apakah kapasitas kita sebagai perawat sudah cukup untuk maju dan menyandang gelar sebagai seorang perawat.

Ada sebuah pemikiran yang berkembang pada awal abad 21, dimana tren sekarang orang kembali ke yang dasar-dasar. -Bek to besik- kata tukul. Pelatihan kepemimpinan mulai berfokus kepada dasar di dalam diri. ESQ, Quantum Ikhlas, dsb. Yoga dan akupuntur mulai menjadi hal yang lazim. Internet yang dulu suliiiiit banget, sekarang ada dimanamana (klo punya modem tentunya) Banyak sekali perkembangan dalam dunia ini. Dan bagi perawat?????

Kembali ke awal mungkin satu pilihan yang baik. Baik bagi calon perawat, perawat muda serta perawat yang katanya "sudah profesional" sekalipun. Dengan semangat perubahan dan kerendahan hati mulai mempelajari anatomi, fisiologi dan berbagai cabang ilmu pendukung keperawatan dengan komprehensif. Belajar membuat Nursing care Plan yang benar......ya yang benar. NANDA NIC NOC mungkin. Melakukan tindakan keperawatan dengan rasional serta critical thinking. Evidence base tentunya. Mencari dan membaca jurnal keperawatan biar gaul. Dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan untuk memenuhi kompetensi. 

Contohnya yang lebih umum mungkin belajar membuka dan membaca buku keperawatan. oh becanda ...masak harus belajar baca buku^_^. Sekilas mengada-ngada, tapi survei membuktikan, hampir semua perawat mengidap penyakit berbahaya yang disebut dengan The Book Alergic Syndrom. ...yah sudah masuk sindrom. Gabungan dari beberapa masalah. Dari masalah tidak punya buku, pusing menentukan buku, udah ada bukunya, bingung.....tebel banget. Sudah bisa baca sulit paham. Sudah paham gimana mengaplikasikannya ke pasien he....3x.....???? Apasih yang dimaksud dengan indeks. bagaimana menggunakan daftar pustaka.wah banyak sekali........ Penyakit berbahaya yang menimpa saya dulu he......alergi Guyton. Ih...serem dah tebel bahasa inggris lagi.  

Mudah-mudahan dengan kembali ke dasar, kita bisa meningkatkan kualitas diri. dalam rangka melewati transformasi diri menjadi seorang profesional nurse (he.....3x bahasanya). Keep in touch. Mudah-mudahan apa yang tertulisdan tertuang selanjutya dapat membantu. Amin

Wass
Admin 


Read More......
 

Sponsor Blog :

different paths

college campus lawn

wires in front of sky

aerial perspective

clouds

clouds over the highway

The Poultney Inn

apartment for rent